Pendiri Etheralize, Vivek Raman terus menyoroti citra bitcoin yang perlahan dilihat sebagai emas digital. Menurutnya hal ini turut bisa dirasakan oleh Ethereum.

Raman mengatakan bahwa dirinya kini fokus pada edukasi dan kampanye pemasaran untuk membentuk pandangan pasar terhadap ekosistem kripto tersebut sebagai minyak digital.

Baca Juga: Memahami dan Strategi Trading Futures Ethereum untuk Maksimalkan Aset Kripto

“Saya selalu menyebutnya minyak digital. Kami percaya bahwa seiring berkembangnya ekosistem kripto, orang-orang tidak hanya ingin—tetapi akan harus—memiliki aset ini sebagai cadangan,” ujar Raman, dilansir dari Decrypt, Senin (26/5).

Jika Bitcoin kerap disebut sebagai emas digital karena kelangkaannya yang telah diprogram. Ethereum di sisi lain dapat digambarkan sebagai minyak digital karena digunakan untuk menggerakkan sebuah jaringan — baik dalam transaksi maupun kontrak pintar.

Namun, narasi ini masih sulit melekat. Salah satu alasan utamanya adalah perbedaan sifat suplai. Minyak dunia nyata bersifat elastis; jika permintaan meningkat, produksinya bisa ditingkatkan.

Sementara Ethereum berbeda, suplai tahunannya dibatasi maksimum 1,5%, dan sebagian token dibakar melalui biaya transaksi. Hal tersebut bisa mengimbangi pertumbuhan suplai tersebut.

“Alih-alih memiliki batas maksimum total suplai, Ethereum punya batas maksimum penerbitan tahunan. Jadi ada tingkat prediktabilitas yang tinggi,” ujar Co-founder Etheralize, Danny Ryan.

Ethereum juga menawarkan imbal hasil (yield) melalui mekanisme staking, dengan tingkat sekitar 3% per tahun. Hal ini membedakannya dari komoditas seperti minyak yang tidak memberikan imbal hasil.

Adapun Raman memprediksi bahwa dalam beberapa tahun ke depan, lembaga keuangan akan semakin nyaman dengan praktik tokenisasi. Ethereum dalam hal ini bisa menjadi aset netral global, seperti minyak yang menghubungkan berbagai industri.

Baca Juga: Two Prime Lompat ke Bitcoin, Nasib Ethereum Akan Tamat

“Dalam ekosistem di mana semua aset dunia telah ditokenisasi oleh berbagai pihak, satu-satunya aset netral dan global yang menghubungkan semuanya adalah Ethereum ,” pungkas Raman.

• ·Termasuk Indonesia, Macron Bidik Kolaborasi Strategis dengan Kawasan Asia Tenggara
• ·Di Balik OTT Bupati Purbalingga, Ada Upaya Sembunyikan Barbuk
• ·7 Buah Penurun Darah Tinggi, Penderita Hipertensi Wajib Tahu
• ·Pihak RSPAD Gatot Soebroto Akan Serahkan Hasil Pemeriksaan Kesehatan Capres Cawapres ke KPU
• ·Kominfo Blokir 846.047 Situs Judi Online
• ·Terlalu Banyak Asupan Kalsium, Awas Hiperkalsemia
• ·Wajib Coba 6 Cara Hempas Lemak Perut Saat Puasa Tanpa Olahraga
• ·Cegah Narkoba Masuk Lapas, Kemenkumham Jabar Punya Jurus 'Feeling Security'
• ·Pemberangkatan Ratusan Pekerja Ilegal ke Malaysia Digagalkan Satgas TPPO, 8 Tersangka Ditangkap
• ·Keajaiban Sujud dan Manfaat Luar Biasa untuk Kesehatan Otak
• ·TPN Ganjar Presiden Umumkan Wakil Ketua Baru, Terdiri dari Unsur Partai hingga Tokoh Buruh
• ·Penyidikan Ferrari Tabrak 5 Mobil
• ·Beredar Foto Ferdy Sambo di Rumah, Ini Penjelasan Pengacara
• ·Apa Itu Bilik Asmara di Penjara? Legalkah di Indonesia?
• ·Prabowo Ajak Pengusaha China Perluas Investasi, Tekankan Komitmen Menuju Masa Depan Bersama
• ·Menjaga Harmoni Perbedaan, Termasuk Saat Ada yang Pindah Agama