Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama
时间:2025-06-09 18:39:24 出处:热点阅读(143)
Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas setelah presiden terpilih AS, Donald Trump, mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10 persen terhadap semua impor dari China. Ancaman ini disebut akan mulai berlaku pada 20 Januari 2025,yaitu saat Trump resmi menjabat.
Menanggapi hal tersebut, Kedutaan Besar China di Washington menyebut bahwa tidak ada pihak yang akan memenangkan perang dagang.
“China percaya bahwa kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara saling menguntungkan,” ujar Liu Pengyu, Juru Bicara Kedubes China, dikutip oleh Reuters pada Selasa (26/11/2024). Liu menegaskan, “Tidak seorang pun akan memenangkan perang dagang atau perang tarif.”
Ancaman tarif tambahan dari Trump ini terkait dengan tuntutan agar China menghentikan aliran obat-obatan terlarang, khususnya fentanil, ke AS.
Mengenai hal itu, Liu menjelaskan bahwa China telah mengambil langkah-langkah untuk memerangi perdagangan narkoba, khususnya setelah pertemuan antara Presiden Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping pada tahun lalu.
“China telah memberitahu AS tentang kemajuan yang dicapai dalam operasi penegakan hukum terhadap narkotika di Amerika,” papar Liu. Ia juga menegaskan bahwa rumor mengenai China sengaja membiarkan prekursor fentanil mengalir ke AS tidaklah benar.
Baca Juga: Harga Minyak Global Naik Lagi, Permintaan China Diprediksi Akan Naik
Langkah konkret menghentikan perdagangan gelap bahan kimia yang digunakan dalam produksi fentanil, salah satu penyebab utama kematian di Amerika Serikat, telah terwujud secara bertahap. Seperti diketahui, AS telah mendesak China untuk memperketat penegakan hukum, menangani keuangan gelap, dan meningkatkan pengawasan terhadap bahan kimia tersebut.
Hasilnya, pada Juni 2024, Jaksa Agung China mendesak pejabat penegak hukum untuk fokus pada pemberantasan perdagangan narkoba. Langkah ini merupakan bagian dari penyelidikan gabungan antara kedua negara tersebut.
Dua bulan kemudian, pada Agustus 2024, China mengumumkan siap memperketat kontrol terhadap tiga bahan kimia bahan baku produksi fentanil.
上一篇: Ahmad Sahroni Ungkap Besaran Sumbangan Pilpres ke Partai di Sidang SYL
下一篇: 1 Anggota KKB Papua Diamankan, Terlibat Pembakaran Camp PT Unggul
猜你喜欢
- Wanita Dalam Koper Disebut Berhubungan Badan 2 Kali dengan Tersangka
- Prabowo: Kalau Kita Lemah, Kita Tak Bisa Bantu Palestina!
- Alasan Gratis Ongkir Dibatasi, Komdigi: Hanya Atur Perang Harga agar Persaingan Sehat
- Pemprov DKI Bakal Bangun Puskesmas di Cipedak, Legislator PKS: Alhamdulillah
- Airlangga: Indonesia Baru Masuk Daftar Aksesi, Targertnya 3 Tahun Jadi OECD
- Anindya Bakrie Resmikan Kantor Pusat Konsultasi Satgas MBG, Targetkan 30 Ribu SPPG di Indonesia
- Jemaah Haji Indonesia Bakal Diantar Jemput Bus Shalawat Inklusif dari Hotel ke Masjidil Haram
- Komisi I DPR Desak Pemerintah dan TNI Evaluasi Prosedur Pemusnahan Amunisi Imbas Ledakan di Garut
- Pemprov DKI Pastikan Pasokan Pangan dan Pengendalian Inflasi Jelang Nataru